Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Wilayah Rawan Gempa dan Tsunami Aceh

Wilayah Indonesia dikenal sebagai wilayah dengan rawan gempa, di kawasan ini terdapat dua pertemuan lempeng sirkum pasifik dan sirkum mediterania. 

Seperti halnya yang terjadi gempa sore pukul 16.00 (11/04/2012) di 346 kilometer barat daya Simeulu.
Menurut BMKG, telah terjadi gempa bumi berkekuatan 8,5 pada Skala Richter (SR) pukul 15.38.29 WIB, di wilayah koordinat 2,31 derajat Lintang Utara (LU) dan 92,67 derajat Bujur Timur (BT), dengan kedalaman pusat gempa (episentrum) hanya berkisar 10 km.
Daerah dataran Aceh dikenal memiliki elevasi ketinggian 0 hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0 - 2 % terletak antara muara-muara sungai dan perbukitan. 

Data Geomorfologi juga menyebutkan kondisi geologi Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11 cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor.
Otoritas pemantau Gempa dan Tsunami Internasional (U.S. Geological Survey) Kondisi wilayah di Aceh yang terletak di sisi timur samudera Hindia ini menyebabkan Aceh menjadi kawasan yang rawan tsunami.
Sementara itu, Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan sejak Pilosen membentuk suatu Graben. 
Kedua patahan ini merupakan sesar aktif dan diperkirakan bertemu pada pegunungan di sebelah Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di sekitarnya.
Otoritas penanganan bencana di Aceh  yang selama ini ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) juga sadar betul dan terus menyusun sebuah Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) 2012 – 2017, dengan melahirkan lima jurnal penting.
Meski masih disusun, namun lima Jurnal ini, seperti dilansir Acehkita, sudah membuat skala prioritas yakni tentang peringatan dini bencana alam seperti penanggulangan banjir, gunung api, gempa dan tsunami di kepulauan (Kepulauan Banyak, Simeulue dan Sabang).
Penyusunan Earth Quake and Tsunami Early Warning System ini sudah sepantasnya diaplikasikan di wilayah lain di Indonesia yang selama ini dikenal sebagai kawasan rawan bencana.
Anggaran penanggulangan bencana alam untuk tahun 2012 mencapai Rp 4 triliun, Jumlah ini naik sekitar Rp 500 miliar dari tahun sebelumnya. Anggaran sebesar ini tentunya cukup untuk membuat skala prioritas dalam grand desain penanggulangan bencana. 
Sehingga diharapkan trauma korban Tsunami Aceh tahun 2004, tidak menjadi trauma bagi warga lain di daerah rawan bencana (*)

Sumber : wartapedia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar